Selasa, 29 September 2015

Falsafah Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Ilmu Pengetahuan

Falsafah Ilmu Pengetahuan

1.    Pengertian Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
a.    Pengertian Filsafat
Terdapat banyak pengertian filsafat menurut para ahli. Berikut ini adalah pengertian filsafat menurut para ahli :
1)   Menurut Paul Nartorp (1854-1924)
Filsafat ialah sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar yang hendak menentukan suatu kesatuan pengetahuan manusia dengan cara menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya).
2)   Menurut Imanuel Kant (1724-1804)
Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang menjadi suatu pokok serta pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya itu tercakup empat persoalan.
3)   Menurut Notonegoro
Filsafat adalah menelah (memilah atau memilih) hal-hal yang dijadikan sebagai objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap dan tidak berubah, yang disebut dengan hakekat.
4)   Menurut Driyakarya
Filsafat adalah sebagai perenungan sedalam-dalamnya mengenai sebab-sebabnya ada serta juga berbuat, prenungan mengenai suatu kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan”.
5)   Menurut Sidi Gazalba
Berfilsafah adalah mencari kebenaran dari suatu kebenaran dan untuk kebenaran, mengenai segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berfikir secara radikal, sistematik serta juga universal.
Arti filsafat dari beberapa ahli tersebut dapat dirangkum menjadi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi dasar dari mencari kebenaran dari suatu kebenaran dan untuk kebenaran, mengenai segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berfikir secara radikal, sistematik serta juga universal.
b.    Pengertian Ilmu Pengetahuan
Terdapat banyak pengertian ilmu pengetahuan menurut para ahli. Berikut ini adalah ilmu pengetahuan menurut para ahli :
1)   Menurut J. Haberer (1972)
Ilmu pengetahuan adalah suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata dalam masyarakat.
2)   Menurut J.D. Bernal (1977)
Ilmu pengetahuan adalah suatu pranata atau metode yang membentuk keyakinan mengenai alam semesta dan manusia
3)   Menurut E. Cantote (1977-1992)
Ilmu pengetahuan adalah suatu hasil aktivitas manusia yang mempuyai makna dan metode.
4)   Menurut Sutrisno Hadi
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bagunan yang teratur.
5)   Menurut Mohammad Hatta
Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam.
Arti ilmu pengetahuan dari beberapa ahli tersebut dapat dirangkum menjadi, ilmu pengetahuan adalah suatu hasil aktivitas manusia atau kumpulan dari pengalaman-pengalaman yang merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata dalam masyarakat.

2.    Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut :
Filsafat
Ilmu Pengetahuan
Objeknya luas dan universal
Objeknya terbatas
Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsi umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan
Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti
Memberikan pemahaman mendalam, sebab-sebab terakhir
Memberikan pemahaman tentang sebab-sebab yang terbatas
Memberikan sintesis kepada ilmu pengetahuan
Menerima landasan kerja dari filsafat
Berfikir menyeluruh
Berfikir perspektif atau paradigmatik
Bertugas memberikan jawaban
Bertugas mengitegrasikan ilmu-ilmu

3.    Manusia dan Ilmu Pengetahuan
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan mempunyai beberapa kelebihan dari makhluk lainnya yaitu mempunyai akal dan pikiran, dengan adanya akal dan pikiran manusia dapat terus berusaha untuk selalu terus berusaha untuk menambah dan mengumpulkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh manusia karena usahanya dimanfaatkan untuk memelihara bumi ini agar terhindar dari kerusakan, karena manusia ditunjuk oleh Tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman (empiris) dan juga logika (rasional). Pengamalan diolah oleh manusia melalui logika yang dimilikinya sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Tidak selamanya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dapat bermanfaat, ada juga ilmu pengetahuan manusia yang dapat menimbulkan suatu permasalahan.
Kemampuan manusia dalam mengembangkan pengetahuan tidak lepas dari penalaran manusia itu sendiri. Manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan karena adanya kemampuan berbahasa yang dimiliki manusia untuk mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan juga karena adanya kemampuan berpikir menurut alur kerangka berpikir tertentu yang disebut dengan penalaran.

4.    Kelahiran Ilmu Pengetahuan Modern
permulaan abad ke-14, di Eropa di mulai perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian. Copernicus, Tycho Broche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor dalam mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat mantap dan pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum oleh Francis Bacon (1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
Bila dilihat dari segi metodologi dan psikologi maka seluruh ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada:
a.      Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus
b.      Pengumpulan data yang terus menerus dan dilakuakan secara sistematis
c.       Analisis data yang ditempuh dengan berbagai cara.
d.      Penyusunan model-model atau teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model itu.
e.      Percobaan untuk menguji ramalan tersebut.
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan, diantaranya: benar atau salah. Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk mencari kesalahan berfikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk memperbaikinya. Dengan demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya kesalahan demi kesalahan secara bertahap menuju kebenaran. 

Penelitian dan Ilmu Pengetahuan

1.    Pengertian Penelitian Ilmiah
Terdapat banyak pengertian penelitian ilmiah menurut para ahli. Berikut ini adalah pengertian penelitian ilmiah menurut para ahli :
a.    Menurut Hill Way
Penelitian ilmiah adalah meode studi ysng sifatnya itu mendakam serta penuh kehati-hatian dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas suatu masalah tertentu guna untuk dapat membuat pemecahan masalah.
b.    Menurut Parson
Penelitian ilmiah adalah suatu pencarian dari segala sesuatu yang dilakukan dengan secara sistematis, dengan penekanan bahwa pencariannya yang dilakukan pada masalah-masalah yang bisa dipecahkan dengan menggunakan penelitian.
c.    Menurut Donald Ary
Penelitian ilmiah adalah suatu penerapan dari pendekatan ilmiah pada suatu pengkajian masalah didalam memperoleh suatu informasi yang berguna serta hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.   Menurut Woody
Penelitian ilmiah merupakan metode untuk dapat menemukan sebuah pemikiran yang kritis. Penelitian tersebut juga meliputi pemberian definisi serta redefinisi terhadap suatu masalah, membuat formulasi hipotesis / mengadakan uji coba yang sangat hati-hati dari segala kesimpulan yang digunakan dalam menentukan apakah kesimpulan itu sesuai dengan hipotesis.
e.       Menurut John
Penelitian ilmiah merupakan pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas didalam menemukan suatu hubungan antara fakta serta menghasilkan hukum tertentu.
Arti penelitian ilmiah dari beberapa ahli tersebut dapat dirangkum menjadi, penelitian ilmiah adalah metode studi yang sifatnya mendalam, yang mengkaji masalah didalam memperoleh suatu informasi yang berguna serta hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.    Hubungan Penelitian dengan Ilmu Pengetahuan
Tanpa penelitian ilmu pengetahuan tidak akan berkembang dan membuat solusi atas suatu masalah sulit. Penelitian dan ilmu pengetahuan mempunyai kaitan yang sangat erat. Penelitian digunakan untk kebutuhan ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tidak akan berkembang apabila tanpa penelitian. Penelitian ialah cara yang tepat untuk menemukan solusi suatu masalah dan untuk mendapatkan ilmui pengetahuan.
Penelitian sebagai sistem ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam pembangunan ilmu pengetahuan. Penelitian mempunyai kemampuan untuk meng-update ilmu pengetahuan untuk menjadi up-to-date dalam aplikasinya dalam masyarakat. Penelitian belum dapat memulai suatu proses ilmiah baru sebelum mendapatkan masukan dari ilmu pengetahuan. Titik awal penelitian adalah ilmu pengetahuan.

3.    Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah
Proses penelitian ilmiah dilakukan melalui tahap-tahap yang tersusun secara sistematis dan berurutan yang menggambarkan suatu siklus sebagaimana berlaku dalam metode ilmiah. Langkah pertama dalam penelitian ilmiah adalah memilih masalah. Banyak membaca literatur ataupun mangemati lingkungan sekitar, dapat membantu bagi seorang peneliti untuk munculnya suatu masalah penelitian. Fokus pada masalah-masalah yang cukup dikenal, difahami dapat memberikan kemudahan untuk memberikan isi yang jelas dan kongkrit, serta dapat merumuskan metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan. Faktor-faktor dalam memilih masalah adalah kemajuan ilmu pengetahuan, faktor waktu, tenaga, biaya serta kemampuan yang ada pada peneliti.
Langkah kedua dalam penelitian ilmiah adalah mengadakan studi eksploratorik. Mengadakan studi eksploratorik merupakan upaya yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian ilmiah untuk memecahkan masalah secara sistematik dan intensif. Studi eksploratik dapat dilakukan dengan cara studi dokumentasi, penggunaan informan, ataupun mangamati secara empirik, cara-cara tersebut diharapkan mampu memperoleh data atau informasi awal untuk dijadikan dasar untuk melaksanakan penelitian.
Langkah ketiga dalam penelitian ilmiah adalah merumuskan masalah dalam hubungan teori dan anggapan dasar. Langkah ini menjelaskan tentang darimana pelaksanaan penelitian, bagaimana hubungan teori dengan permasalahan, apa problematiknya, pandangan toritik, penjelasan umum serta dasar-dasar lainnya perlu dipertegas agar jelas dan mudah diteliti. Anggapan dasar perlu disusun sebagai titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima.
Langkah keempat dalam penelitian ilmiah adalah merumuskan hipotesa atau petanyaan penelitian. Hipotesa dirumuskan dalam bentuk-bentuk pertanyaan atau pernyataan dan untuk setiap hipotesa diusahakan adanya penjelasan-penjelasan seperlunya, kecuali apabila penjelasan-penjelasan itu telah tercantum secara eksplisit dalam uraian yang mendahului perumusan hipotesa. Perumusan hipotesa sangat penting dalam penelitian ilmiah, karena perumusan ilmiah adalah dasar sebagai jawabam sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hiposeta tidak selamanya digunakan pada penelitian yang sifatnya hanya mengumpulkan data, tetapi dapat dijabarkan kedalam pertanyaan penelitian.
Langkah kelima dalam penelitian ilmiah adalah menetapkan teknik untuk menguji hipotesis. Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji validitas hipotesis. Teknik pengujian hipotesis yang tepat akan menghasilkan analisis data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah keenam dalam penelitian ilmiah adalah menentukan agenda penelitian. Agenda penelitian merupakan jadwal yang menunjukan rencana-rencana kerja. Penyusunan jadwal kegiatan harus realistik, sehingga tidak ada satu kegiatan pun yang tertinggal. Penyusunan jadwal yang terperinci dapat diketahui waktu penelitian yang diperlukan. Agenda penelitian dapat dijadikan rujukan untuk melaksanakan penelitian, sehingga agenda penelitian dapat dijadikan patokan tentang waktu dan kegiatan yang harus dilaksanakan. Agenda penelitian sebaiknya disusun dari mulai studi eksploratorik sampai penyusunan laporan akhir, sehingga dapat merupakan satu kesatuan kerja atau kegiatan secara menyeluruh.
Langkah ketujuh dalam penelitian ilmiah adalah mengumpulkan data. Mengumpulkan data merupakan langkah pelaksanaan penelitian dalam rangka pengukuran atau pengujian hipotesa. Pengumpulan data di lapangan, kadang-kadang tidak sesuai dengan agenda yang sudah ditentukan, sehingga harus mempunyai cara untuk mengatasinya.
Langkah kedelapan dalam penelitian ilmiah adalah mengolah data. Mengolah data merupakan upaya yang kongkrit untuk membuat data yang sudah dikumpulkan dapat berbicara. Data yang sudah terkumpul harus dijabarkan kedalam kalimat secara terorganisir yang mampu menjawab hipotesa atau pertanyaan penelitian yang sudah disusun. Data dapat diolah atau dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis komparatif, analisis prediktif, analisis causal. Analisis deskriptif, yaitu data yang sudah Anda peroleh dijabarkan ke dalam kalimat dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya, selanjutnya analisis komparatif yaitu data diterjemakan ke dalam kalimat dengan membandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya yang ada kaitannya. Analisis prediktif yaitu data diterjemahkan ke dalam kalimat untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan data yang ada. Analisis causal yaitu data diterjemahkan ke dalam kalimat untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
Langkah kesembilan dalam penelitian ilmiah adalah menyimpulkan hasil. Langkah kesembilan merupakan proses penyimpulan yang didasarkan atas segala data yang sudah diolah. Kesimpulan merupakan pembuktian, pengujian atau penilaian terhadap apa yang diteliti. Kesimpulan yang disusun harus tertuju pada penelitian itu sendiri, yaitu pada hipotesa atau pertenyaan penelitian. Setiap kesimpulan harus memperlihatkan garis hubungan yang langsung dengan hipotesa atau pertanyaan penelitian, tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik diluar hipotesa atau pertanyaan penelitian, apalagi diluar data yang terkumpul.
Langkah kesepuluh dalam penelitian ilmiah adalah mengumpulkan hasil laporan. Laporan diupayakan mencakup setiap langkah yang dilalui. Laporan yang lengkap berfungsi untuk mempermudah orang lain dalam memahami kesimpulan penelitian.

Referensi :
http://www.pendidikanku.net/2015/04/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html
https://santriw4n.wordpress.com/2010/02/23/pengertian-filsafat-dan-ilmu-pengetahuan/
http://www.cakrawayu.org/artikel/8-i-wayan-sukarma/57-filsafat-ilmu.html
http://repository.unikama.ac.id/104/
http://ilhami08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/memahami-hubungan-manusia-dan-pengetahuan/
http://arfan-exist.blogspot.co.id/2009/04/kelahiran-pengetahuan-alamiah-modern.html 
http://www.pendidikanku.net/2015/07/pengertian-penelitian-menurut-para-ahli.html
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_2.pdf