ILMU SOSIAL DASAR
A. Pengantar
ISD sebagai mata kuliah umum
Ilmu Sosial
Dasar dan Ilmu Budaya Dasar merupakan satuan pengetahuan yang dikembangkan
dalam dunia pendidikan. Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai Ilmu
Sosial Dasar mulai dari pengertian, tujuan, pengelompokkan dan lain-lain.
1. Pengertian
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
adalah pengetahuan yang menganalisa masalah-masalah sosial khususnya di
masyarakat Indonesia menggunakan fakta, teori dan konsep yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan dalam lingkup ilmu sosial. Ilmu Sosiial Dasar tidak
memiiki obyek dan metode ilmiah tertentu serta tidak mengembangkan suatu
penelitian sebagai suatu disiplin ilmu.
2. Tujuan
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
sebagai salah satu mata kuliah umum memiliki tujuan untuk dipelajari.
Tujuan-tujuan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
a. Mahasiswa
dapat memahami adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial di
dalam masyarakat.
b. Mahasiswa
memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap dalam usaha-usaha
menanggulanginya.
3. Kelompok
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang
berkembang di dunia pendidikan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarka sumber
filsafat. Kelompok-kelompok ilmu pengatahuan yang dimaksud antara lain sebagai
berikut.
a. Natural Sciences (Ilmu-ilmu
Alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi dan lain-lain.
b. Social Sciences (Illmu-ilmu
Sosial),meliputi: sosiologi, ekonomi, politik antropologi, sejarah, psikolohi,
geografi dan lain-lain.
c. Humanities (Ilmu-ilmu
Budaya), meliputi: bahasa, agama, kesusastraan, kesenian dan lain-lain.
4. Perbedaan
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Sosial Dasar dan
Ilmu Pengetahuan Sosial keduanya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berada
dalam lingkup sosial. Namun keduanya memiliki beberapa perbedaan sebagai
berikut.
a. Ilmu
Sosial Dasar dipelajari di Perguruan Tinggi sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial
dipelajari di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
b. Ilmu
Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran untuk sekolah lanjutan.
c. Ilmu
Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian sedangkan Ilmu
Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan
intelektual.
5. Persamaan
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Sosial Dasar dan
Ilmu Pengetahuan Sosial keduanya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berada
dalam lingkup sosial. Namun keduanya memiliki beberapa persamaan sebagai
berikut.
a. Kedua-duanya
merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
b. Keduanya
bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c. Keduanya
mempunyai materi yang terdiridari kenyataan dan masalah sosial.
B. Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan
1. Berikut ini adalah tabel perkembangan penduduk menggunakan tabel darri tahun 2011-2014
No
|
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
1
|
2011
|
241 Juta jiwa
|
2
|
2012
|
|
3
|
2013
|
|
4
|
2014
|
2.
Faktor-faktor
demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
a.
Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
b.
Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
c.
Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan
ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit
mendata penduduk dengan data pasti
3.
Rumus tingkat
kematian kasar
Ket :
CD =
Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun
tertentu
P = Jumlah penduduk
pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan
konstan 1000
4.
Rumus tingkat kematian khusus
Ket
:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
5.
Pengertian
Migrasi
Secara
umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau
batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi
diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara)
ke daerah (negara) lain.
6.
Macam-macam
migrasi
a.
Emigrasi adalah perpindahan
penduduk dari suatu negara ke negara lain.
b.
Imigrasi adalah masuknya
penduduk ke dalam suatu daerah negara
tertentu.
tertentu.
c.
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
d.
Transmigrasi adalah perpindahan
penduduk antarpulau dalam suatu negara.
e.
Remigrasi adalah kembalinya
penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
7. Proses Migrasi
a. Dalam memilih daerah tujuan para
imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
b. Kurangnya kesempatan kerja didaerah
asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan
seseorang melakukan mobilitas penduduk
c. Informasi yang positif dari sanak
saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting
dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
d. Informasi yang negatif yang dating
ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
e. Makin besar pengaruh daerah
perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
f. Makin tinggi pendapatan seseorang,
makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
g. Seseorang akan memilih daerah tujuan
dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
h. Migrasi masih akan terjadi apabila
di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
i. Orang yang berumur muda dan belum
berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah
berusia lanjut dan berstatus kawin
j. Makin tinggi pendidikan seseorang,
makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
8. Akibat Migrasi
a. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap
Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan
per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga
menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan
negara berkurang. Akibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran
makin meningkat.
b. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap
Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan
men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya
urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada
lingkungan dan kesehatan masyarakat.
c. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap
Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan
kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan,
yaitu:
d. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi adalah
penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
9.
Tiga Jenis Struktur Pendudk
a. Jumlah Penduduk : Urbanisasi,
Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
b. Persebaran Penduduk : Kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
c. Komposisi Penduduk : Merupakan
sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas
masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
10. Piramida
penduduk (stasioner, muda, tua)
a.
Piramida Penduduk Muda
(Expansive)
Jika
suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida
ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya
adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan India.
b.
Piramida Penduduk Stasioner
Jika
suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah
(seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat misalnya Swedia.
c.
Piramida Penduduk Tua
(Constructive)
Jika
suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat
kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur
muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara
yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
11.
Pertumbuhan
kebudayaan di Indonesia, perbedaan kebudayaan di Indonesia dengan kebudayaan
barat
a. Pertumbuhan
dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
1) Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun
permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam
itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India),
tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
2) Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki
kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke
dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat
senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat
lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
a) Mulai menetap dan membuat rumah
b) Membentuk kelompok masyarakat desa
c) Bertani
d) Berternak untuk memenuhi kebutuhan
hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang
masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson,
dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa
senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
b. Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
1) Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia
di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan
kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke
Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan
Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh
dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme
masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti
tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa
Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan,
Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
2) Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di
Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik
penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama
Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada
wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam
ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke
Indonesia tidak secara paksa. Abad ke 15 ketika kejayaan maritim
Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
3) Kebudayaan
Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak
lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat.
Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau
penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan
perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis
Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan
bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat
pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua
lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai. Sehubungan dengan itu penjelasan
UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang
kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
C. Individu,
Keluarga Dan Masyarakat
1. Pengertian
Individu
Individu
berasal dari kata latin “individuum” yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan
sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi
terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya
ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi
masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh
lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan
individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan
untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama
dalam hubungannya dengan manusia.
2. Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah
proses kenaikan volume, ukuran dan massa yang bersifat irreversibel (tidak
dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran
dari tiap-tiap sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pada proses pertumbuhan
biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan
dinyatakan secara kuantitatif. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif
karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi
pada makhluk hidup yang bersangkutan. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi
antara faktor-faktor dalam dan luar. Terkait dengan
pertumbuhan pada manusia, maka hal ini dapat diartikan sebagai bertambah
tinggi, bertambah berat, bertambah besar pada diri manusia secara keseluruhan
maupun pada organ-organ jasmaniahnya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu :
a. Faktor
Hereditas
Faktor hereditas dapat
dikatakan sebagai faktor internal dan disebut juga sebagai faktor keturunan
atau pembawaan, yaitu segala ciri, sifat atau kemampuan yang dimiliki individu
sejak kelahirannya dan diterima sebagai turunan atau warisan dari orang tuanya.
Hereditas atau pembawaan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1) Pembawaan
fisik
Pembawaan fisik seperti
bentuk hidung, warna kulit, bentuk rambut, mata, telinga, dan sebagainya
merupakan pembawaan yang bersifat menetap (permanent state). Sifat atau ciri
pembawaan fisik ini secara alami tidak dapat dapat dirubah atau bersifat
menetap. Perubahan fisik dapat dibentuk melalui olah raga sehingga badan menjadi
kekar, tegap dan sebagainya, maka hal demikian ini tidak dapat dianggap sebagai
perubahan fisik dalam arti yang sebenarnya karena perubahan yang terjadi tidak
menghilangkan sifat-sifat aslinya. Adapun perubahan karena operasi, kecelakaan,
dan sebagainya tidak termasuk tidak termasuk dalam pembahasan ini karena
sifatnya yang tidak alamiah.
2) Pembawaan
Psikis
Pembawaan psikis
(kejiwaan) merupakan pembawaan individu yang bisa berubah (temporary state).
Pembawaan psikis ini antara lain intelegensi (kecerdasan), bakat, sifat
periang, pemberani, penakut, dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut merupakan
faktor pembawaan yang kemungkinan besar dapat berubah melalui interaksi dengan
lingkungannya. Kemampuan psikis yang sering dipandang sebagai faktor pembawaan
yang bersifat menetap adalah intelegensi dan bakat. Intelegensi merupakan
kemampuan atau kecerdasan yang bersifat umum sedangkan bakat merupakan
kemampuan yang bersifat khusus. Kemampuan bersifat khusus yang dipandang sebgai
bakat misalnya bakat dalam bidang olah raga, seni, bahasa, ekonomi, teknik, dan
sebagainya (Sukmadinata, 2009: 46). Pada dasarnya semua pembawaan psikis itu
dapat berubah. Sebagaimana setiap individu terlahir dengan potensi baik dan
buruk, maka setiap individu juga dilahirkan dengan sejumlah potensi
yang melalui interaksi dengan lingkungan, hanya saja signifikansi
perubahan itu sangat tergantung pada besar atau kecilnya potensi atau pembawaan
yang dimiliki oleh individu.
b. Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
individu. Pertumbuhan dan perkembangan individu bukanlah semata-mata terjadi
sebagai proses internal pada dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut
justru sebagian besar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Lingkungan
yang dimaksudkan di sini adalah segala faktor yang terlibat serta berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Lingkungan sebagaimana dimaksud
mungkin saja ada di sekitar individu, mungkin juga barada jauh dari ndividu,
berada pada saat ini, pada masa yang telah lama berlalu, lingkungan yang
efektif maupun lingkungan yang tidak efektif. Lingkungan tersebut dapat berupa
lingkungan alam atau geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, keamanan,
keamanan dansebagainya. Berikut ini dikemukakan gambaran singkat tentang
bagaimana faktor-faktor lingkungan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan individu.
1) Faktor
Alam atau Geografis
Lingkungan alam atau
geografis di mana individu tinggal akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perilaku individu. Seseorang yang lahir dan dibesarkan di daerah pegunungan
akan memiliki sifat-sifat dan kecakapan untuk mengatasi tantangan di daerah
tersebut. Kondisi alam daerah pertanian yang relatif sunyi, jauh dari
kebisingan akan membentuk individu-individu memiliki kebiasaan berbicara pelan
dan memiliki berbagai keterampilan yang berkaitan dengan bidang pertanian.
Berbeda dengan individu-individu yang terlahir dan besar di daerah pegunungan,
mereka yang terlahir dan dibesarkan didaerah pantai yang selalu bising dengan
suara ombak, biasanya mereka memiliki kebiasaan bicara keras dan memiliki
keterampilan yang banyak berkaitan dengan bidang kelautan. Demikian pula mereka
yang tumbuh dan berkembang di daerah bersalju, daerah gurun, daerah tandus dan
sebagainya, maka mereka akan tumbuh dan berkembang, memiliki kebiasaan,
ketahanan tubuh, serta keterampilan hidup yang diperlukan atau sesuai dengan
tantangan alam dan kondisi geografis di lingkungan mereka masing-masing.
2) Faktor
Sosial
Manusia adalah makhluk
sosial di mana ia tidak akan dapat hidup sendirian tanpa membutuhkan atau
berhubungan dengan orang lain. Faktor-faktor yang menyangkut hubungan seorang
manusia dengan manusia lainnya inilah yang disebut dengan lingkungan sosial.
Hubungan yang terjadi dapat berbentuk hubungan antara individu dengan individu,
hubungan antara individu dengan kelompok, atau hubungan atntara kelompok dengan
kelompok. Hubungan juga dapat berlangsung dalam berbagai situasi, seperti
situasi kekeluargaan, situasi kedinasan, situasi belajar, dan sebagainya.
Situasi sosial di mana individu berada tentu akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Individu yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial yang
diwarnai gotong royong dan kebersamaan akan memiliki karakteristik yang berbeda
dari individu yang tumbuh di lingkungan yang diwarnai dengan kompetisi atau
persaingan. Termasuk dalam lingkungan sosial ini adalah lingkungan keluarga
yang merupakan unsur pertama dan utama serta paling berpengaruh terhadap
perkembangan individu. Lingkungan keluarga ialah pertama-tama individu
mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan dan latihan. Keluarga
bukan hanya menjadi tempat dimana individu dilahirkan, dipelihara, dan
dibesarkan, melainkan juga menjadi tempat individu hidup dan dididik untuk
pertama kalinya. Apa yang diperoleh individu dalam kehidupan keluarga akan
menjadi dasar bagi perkembangan individu pada kehidupan-kehidupan selanjutnya.
Keluarga merupakan masyarakat kecil sebagai prototipe masyarakat luas. Semua
aspek sosial kemasyarakatan ada dalam lingkungan keluarga, seperti politik,
ekonomi, keamanan, kesehatan, agama, budaya, dan aspek pendidikan.
3) Faktor
Budaya
Lingkungan budaya
merupakan lingkungan yang berkenaan dengan segala hasil kreasi manusia, baik
hasil kreasi yang konkrit maupun yang abstrak, berupa benda, ilmu pengetahuan,
teknologi, aturan-aturan, lembaga-lembaga, adat kebiasaan, dan lain-lain.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan membudaya. Mereka bukan saja meenerima,
turut melestarikan, menikmati, dan memanfaatkan hasil-hasil kebudayaan, tetapi
juga menciptakan kebudayaan. Proses berbudaya dan membudaya inilah individu
berkembang dan berperilaku. Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia terlahir
dengan beberapa kelebihan di antaranya adalah kemampuan berpikir, berinteraksi,
berkreasi, dan bermoral. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki manusia itulah yang
melatarbelakanginya untuk selalu berkembang jauh lebih tinggi melampaui
makhluk-makhluk yang lain. Tingginya tingkat peradaban manusia ditandai oleh
kemajuan kebudayaan yang dapat mereka capai. Perkembangan kebudayaan dapat
menjadi tolok ukur dari kemajuan peradabannya. Keberadaan manusia tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan, manusia yang menciptakan, melestarikan, dan
membesarkan kebudayaan di manapun mereka berada. Manusia dibesarkan dalam
kebudayaan sekaligus membesarkan kebudayaan di mana mereka berada. Kegiatan
individu bukan saja memanifestasikan ciri-ciri dan sifat-sifat pribadi dari
individu tersebut melainkan juga memanifestasikan kebudayaan lingkungannya.
4) Faktor
Politik dan keamanan
Lingkungan politik dan
keamanan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan individu. Keduanya
mempunyai pengaruh yang tidak kalah besarnya dibandingkan dengan lingkungan
yang lain terhadap perkembangan individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
di Jerman, anak-anak dan remaja serta yang masih dalam kandungan ketika terjadi
perang dunia sebagian besar menderita stress dan kegugupan. Sebagian besar atau
mungkin juga seluruh anak-anak dan pemuda Palestina memiliki rasa benci
terhadap Israel. Kedua contoh tersebut menunjukkan pengaruh lngkungan keamanan
maupun politik terhadap perkembangan dan pribadi individu (Sukmadinata,
2009:51).
5) Faktor
Agama
Bagi orang-orang yang
taat beragama, lingkungan keagamaan memiliki pengaruh yang paling kuat
dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Hal demikian karena kepatuhan
terhadap ketentuan agama bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan,
penyamaan diri, rasa senang, dan rasa bangga sebagaimana yang terjadi pada
lingkungan sosial maupun budaya, melainkan karena adanya keharusan dan rasa
tanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban agama. Oleh karena itu pemahaman
terhadap perilaku dan perkembangan individu perlu dilengkapi dengan pemahaman
terhadap kehidupan dan lingkungan keagamaan dari individu yang bersangkutan.
Cara-cara beribadat dengan berbagai macam ritual keagamaan serta berbagai
bentuk manifestasi keyakinan dan kepercayaan akan memberi warna terhadap
kepribadian dan perilaku individu penganutnya.
Faktor-faktor
lingkungan atau faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan individu tentu sangat luas sekali. Apa yang telah digambarkan
sebagaimana tersebut di atas tentu belumlah mencakup kesemuanya. Sekalipun
demikian, hal tersebut cukuplah untuk memberi gambaran bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu selain dipengaruhi oleh faktor-faktor internal juga
sangat ditentukan oleh faktor-faktor eksternal (lingkungan). Keduanya, baik
faktor internal (hereditas) maupun faktor eksternal (lingkungan) sama-sama
memiliki peran dan pengaruh dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangan
individu.
4. Pengertian
Keluarga
Berikut ini
adalah pengertian keluarga menurut para ahli :
a. Menurut Duvall dan Logan (1986) yang dikutip oleh Herawati
(2000:2)
Keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
b. Menurut Bailon dan Maglaya (1978) yang dikutip oleh Herawati
(2000:2)
Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.
c. Menurut
Marilynn M. Friedman (1998)
Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan,
ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari
keluarga.
Kesimpulannya keluarga
adalah dua orang atau lebih yang mempunyai sebuah ikatan-ikatan seperti ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap
anggota keluarga.
5. Macam-macam
Fungsi Keluarga
Pekerjaan – pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa
fungsi, yaitu:
a. Fungsi
Biologis
Persiapan perkawinan
yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk
antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan
untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami,
memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada
hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup
keturunannya, melalui perkawinan.
b. Fungsi
Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan
untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
c. Fungsi
Ekonomi
Keluarga berusaha
menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
1) Kebutuhan
makan dan minum
2) Kebutuhan
pakaian untuk menutup tubuhnya
3) Kebutuhan
tempat tinggal.
Berhubungan dengan fungsi
penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha
keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup
pakaian serta tempat tinggal.
d. Fungsi
Keagamaan
Keluarga diwajibkan
untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam
pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi
Sosial
Dengan fungsi ini
kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh
generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk
antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik
burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha
untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan
nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari
peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan
demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan
Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
a. Pembentukan
kepribadian;
b. Sebagai
alat reproduksi;
c. Keluarga
merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d. Sebagai
lembaga perkumpulan perekonomian.
e. Keluarga
berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
6. Pengertian
Masyarakat
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
a. Menurut
PETER L. BERGER
Masyarakat adalah suatu
keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang
kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang
membentuk suatu kesatuan.
b. Menurut
MARX
Masyarakat ialah
keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang
berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya.
c. Menurut
GILLIN & GILLIN
Masyarakat adalah
kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan
persatuan yang diikat oleh kesamaan.
d. Menurut
HAROLD J. LASKI
Masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya
keinginan-keinginan mereka bersama.
e. Menurut
ROBERT MACIVER
Masyarakat adalah suatu
sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system of ordered
relations).
f. Menurut
SELO SOEMARDJAN
Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
g. Menurut
HORTON & HUNT
Masyarakat adalah suatu
organisasi manusai yang saling berhubungan.
h. Menurut
MANSUR FAKIH
Masyarakat adalah
sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan
masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan
(equilibrium) dan harmoni.
7. Dua
Golongan Masyarakat
Berikut ini adalah dua
golongan dalam masyarakat :
a. Masyarakat
non Industri
Secara garis besar,
kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok
sekunder (secondary group)
1) Kelompok
Primer
Kelompok primer,
interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.
Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para
anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal
lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian
tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa,
lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan
berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok
primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok
agama, dan lain sebagainya.
2) Kelompok
sekunder
anggota kelompok
sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota
kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif. Para anggota menerima
pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping
dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan
tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati.
Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
b. Masyarakat
Industri
Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat
industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus
yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh
: tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli
listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian
kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
8. Perbedaan
Kelompok Masyarakat Industri Dan Non Industri
Perbedaan antara
masyarakat industry dan masyarakat non industry adalah terdapat pada mata
pencarian peranan serta tempat dimana mereka berada. Jika di non industry
masyarakat yanga ada di atur atas dasar pertimbangan rasional sehingga
masyarakat non industry sekunder kurang memiliki sifat kekeluargaan yang bagus.
9. Makna
Individu, Makna Keluarga, Makna Masyarakat
a. Makna
Individu
Individu
adalah sebutan yang menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas,
bukan berarti manusia tidak terbagi melaikan suatu kesatuan yang terbatas
menjadi seorang manusia.
Individu
merupakan tiap manusia memiliki kesatuan serta keterbatasan yang berbeda satu
dengan yang lainnya, batasan inilah yang membedakan setiap individu.
Manusia
juga mempunyai kepribadian serta pola dan tingkah laku spesifik dari dalam
diriya, ada 3 kemungkinan menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualis atau takluk terhadap kolektif. Kepribdian manusia adalah
organisasi dinamis daripada sistem-sistem psyco-physik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan. Untuk menjadi individu yang ”mandiri” harus melalui
proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di
lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam
lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui
sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama
b. Makna
keluarga
Keluarga
adalah kelompok primer yang sangat penting dalam masyarakat.keluarga
adalah sebuah grup yang terbentuk dari laki laki dan wanita. Jadi keluarga
bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial ini mempunyai sifat sifat social
yang sama.
c. Makna
masyarakat
Makna
masyarakat seperti halnyadengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita
dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang tidak sedikit. Definisi
adalah sekedar alat singkat untuk membatasi batasan batasanmengenai persoalan
atau pengertian ditinjau dari analisa.
10. Hubungan
Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Individu menurut
konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai
mahkluk ciptaan Allah S.W.T di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan
hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
Individu
dengan keluarga, hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir
dari keluarga, tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu
ini akan membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keluarga merupakan
resultan dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini
mencangkup kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa
(adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama).
Individu
dengan masyarakat, hubungan ini adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang
telah mempelajari cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam
hal ini, individu memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat
individu yang berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat
itu bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada
hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup
berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
11. Pengertian
Urbanisasi
Berikut
ini adalah pengertian urbanisasi menurut para ahli :
1. Menurut
J.H. De Goede
Urbanisasi diartikan
sebagai proses pertambahan penduduk pada suatu wilayahperkotaan (urban) ataupun
proses transformasi suatuwilayah berkarakter perdesaan (rural) menjadi urban.
2. Menurut
Kantsebovskaya (1976)
Urbanisasi merupakan
gejala, atau proses yang sifatnya multi-sektoral, baikditinjau dari sebab
maupun akibat yang ditimbulkan.
3. Menurut
Shryyock dan Siegel (1976)
Urbanisasi dapat
diartikan sebagai pertambahanpenduduk perkotaan.
12. Proses
Urbanisasi
Ada
2 proses terjadinya urbanisasi, yaitu :
“Proses
Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi”
Negara Sedang Berkembang-
urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan
titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk
kota meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya,
semakin cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
“Proses Urbanisasi
Bersifat Demografi”
Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak
PD II, proses urbanisasi di negara berkembang terjaditerlebih dulu dan kemudian
menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya,saat ini
seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri
(dibangunnyadaerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran
Jakarta dibangun beberapa daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung
kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah
pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota.
Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya
industrimenjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling
mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan
proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia Masa Depan Masalah dan
Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini
diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu kelahiran- masuknya
orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah
perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi
(rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen
urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk
dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang
lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama
kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah
karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau daerah tersebut
serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikanlapangan/ kesempatan
kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannyasebagian besar
penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang
sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk
keluar dari desa ataudaerah mereka untuk pindah ke kota.