Senin, 06 Oktober 2014

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR 1

ILMU SOSIAL DASAR
A.  Pengantar ISD sebagai mata kuliah umum
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar merupakan satuan pengetahuan yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai Ilmu Sosial Dasar mulai dari pengertian, tujuan, pengelompokkan dan lain-lain.
1.    Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menganalisa masalah-masalah sosial khususnya di masyarakat Indonesia menggunakan fakta, teori dan konsep yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan dalam lingkup ilmu sosial. Ilmu Sosiial Dasar tidak memiiki obyek dan metode ilmiah tertentu serta tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai suatu disiplin ilmu.
2.    Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu mata kuliah umum memiliki tujuan untuk dipelajari. Tujuan-tujuan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
a.    Mahasiswa dapat memahami adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial di dalam masyarakat.
b.    Mahasiswa memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap dalam usaha-usaha menanggulanginya.
3.    Kelompok Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia pendidikan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarka sumber filsafat. Kelompok-kelompok ilmu pengatahuan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
a.    Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi dan lain-lain.
b.    Social Sciences (Illmu-ilmu Sosial),meliputi: sosiologi, ekonomi, politik antropologi, sejarah, psikolohi, geografi dan lain-lain.
c.    Humanities (Ilmu-ilmu Budaya), meliputi: bahasa, agama, kesusastraan, kesenian dan lain-lain.

4.    Perbedaan Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial keduanya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berada dalam lingkup sosial. Namun keduanya memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut.
a.    Ilmu Sosial Dasar dipelajari di Perguruan Tinggi sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial dipelajari di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
b.    Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran untuk sekolah lanjutan.
c.    Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
5.    Persamaan Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial keduanya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berada dalam lingkup sosial. Namun keduanya memiliki beberapa persamaan sebagai berikut.
a.    Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
b.    Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c.    Keduanya mempunyai materi yang terdiridari kenyataan dan masalah sosial.

 B. Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan
 1.    Berikut ini adalah tabel perkembangan penduduk menggunakan tabel darri tahun 2011-2014

No
Tahun
Jumlah Penduduk
1
2011
241 Juta jiwa
2
2012

3
2013

4
2014







2.    Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
a.    Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian  dan faktor penghambat kematian .
b.    Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran  dan yang mendukung kelahiran
c.    Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti
3.    Rumus tingkat kematian kasar
 



Ket :
CD         = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D            = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P            = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K            = Bilangan konstan 1000
4.    Rumus tingkat kematian khusus

Ket :
ASDRx
              = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx                      = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px                      = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K                        = Bilangan konstan 1000
5.    Pengertian Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
6.    Macam-macam migrasi
a.    Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
b.    Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah negara
tertentu.
c.    Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
d.   Transmigrasi adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara.
e.    Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
7.    Proses Migrasi
a.    Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
b.    Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
c.    Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
d.   Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
e.    Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
f.     Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
g.    Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
h.    Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
i.      Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
j.      Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
8.    Akibat Migrasi
a.    Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Akibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
b.    Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
c.    Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
d.   Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
9.    Tiga Jenis Struktur Pendudk
a.    Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
b.    Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
c.    Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
10.     Piramida penduduk (stasioner, muda, tua)
a.    Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Jika suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
b.    Piramida Penduduk Stasioner
Jika suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat misalnya Swedia.
c.    Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Jika suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
11.     Pertumbuhan kebudayaan di Indonesia, perbedaan kebudayaan di Indonesia dengan kebudayaan barat
a.    Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
1)   Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
2)   Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
a)    Mulai menetap dan membuat rumah
b)   Membentuk kelompok masyarakat desa
c)    Bertani
d)   Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
b.    Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
1)   Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
2)   Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
3)   Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai. Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia

C.  Individu, Keluarga Dan Masyarakat
1.    Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin “individuum” yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
2.    Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume, ukuran dan massa yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor dalam dan luar. Terkait dengan pertumbuhan pada manusia, maka hal ini dapat diartikan sebagai bertambah tinggi, bertambah berat, bertambah besar pada diri manusia secara keseluruhan maupun pada organ-organ jasmaniahnya.
3.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu :
a.    Faktor Hereditas
Faktor hereditas dapat dikatakan sebagai faktor internal dan disebut juga sebagai faktor keturunan atau pembawaan, yaitu segala ciri, sifat atau kemampuan yang dimiliki individu sejak kelahirannya dan diterima sebagai turunan atau warisan dari orang tuanya. Hereditas atau pembawaan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1)   Pembawaan fisik
Pembawaan fisik seperti bentuk hidung, warna kulit, bentuk rambut, mata, telinga, dan sebagainya merupakan pembawaan yang bersifat menetap (permanent state). Sifat atau ciri pembawaan fisik ini secara alami tidak dapat dapat dirubah atau bersifat menetap. Perubahan fisik dapat dibentuk melalui olah raga sehingga badan menjadi kekar, tegap dan sebagainya, maka hal demikian ini tidak dapat dianggap sebagai perubahan fisik dalam arti yang sebenarnya karena perubahan yang terjadi tidak menghilangkan sifat-sifat aslinya. Adapun perubahan karena operasi, kecelakaan, dan sebagainya tidak termasuk tidak termasuk dalam pembahasan ini karena sifatnya yang tidak alamiah.
2)   Pembawaan Psikis
Pembawaan psikis (kejiwaan) merupakan pembawaan individu yang bisa berubah (temporary state). Pembawaan psikis ini antara lain intelegensi (kecerdasan), bakat, sifat periang, pemberani, penakut, dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut merupakan faktor pembawaan yang kemungkinan besar dapat berubah melalui interaksi dengan lingkungannya. Kemampuan psikis yang sering dipandang sebagai faktor pembawaan yang bersifat menetap adalah intelegensi dan bakat. Intelegensi merupakan kemampuan atau kecerdasan yang bersifat umum sedangkan bakat merupakan kemampuan yang bersifat khusus. Kemampuan bersifat khusus yang dipandang sebgai bakat misalnya bakat dalam bidang olah raga, seni, bahasa, ekonomi, teknik, dan sebagainya (Sukmadinata, 2009: 46). Pada dasarnya semua pembawaan psikis itu dapat berubah. Sebagaimana setiap individu terlahir dengan potensi baik dan buruk, maka setiap individu juga dilahirkan dengan sejumlah potensi yang  melalui interaksi dengan lingkungan, hanya saja signifikansi perubahan itu sangat tergantung pada besar atau kecilnya potensi atau pembawaan yang dimiliki oleh individu.
b.    Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. Pertumbuhan dan perkembangan individu bukanlah semata-mata terjadi sebagai proses internal pada dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut justru sebagian besar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksudkan di sini adalah segala faktor yang terlibat serta berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Lingkungan sebagaimana dimaksud mungkin saja ada di sekitar individu, mungkin juga barada jauh dari ndividu, berada pada saat ini, pada masa yang telah lama berlalu, lingkungan yang efektif maupun lingkungan yang tidak efektif. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan alam atau geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, keamanan, keamanan dansebagainya. Berikut ini dikemukakan gambaran singkat tentang bagaimana faktor-faktor lingkungan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
1)   Faktor Alam atau Geografis
Lingkungan alam atau geografis di mana individu tinggal akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perilaku individu. Seseorang yang lahir dan dibesarkan di daerah pegunungan akan memiliki sifat-sifat dan kecakapan untuk mengatasi tantangan di daerah tersebut. Kondisi alam daerah pertanian yang relatif sunyi, jauh dari kebisingan akan membentuk individu-individu memiliki kebiasaan berbicara pelan dan memiliki berbagai keterampilan yang berkaitan dengan bidang pertanian. Berbeda dengan individu-individu yang terlahir dan besar di daerah pegunungan, mereka yang terlahir dan dibesarkan didaerah pantai yang selalu bising dengan suara ombak, biasanya mereka memiliki kebiasaan bicara keras dan memiliki keterampilan yang banyak berkaitan dengan bidang kelautan. Demikian pula mereka yang tumbuh dan berkembang di daerah bersalju, daerah gurun, daerah tandus dan sebagainya, maka mereka akan tumbuh dan berkembang, memiliki kebiasaan, ketahanan tubuh, serta keterampilan hidup yang diperlukan atau sesuai dengan tantangan alam dan kondisi geografis di lingkungan mereka masing-masing.
2)   Faktor Sosial
Manusia adalah makhluk sosial di mana ia tidak akan dapat hidup sendirian tanpa membutuhkan atau berhubungan dengan orang lain. Faktor-faktor yang menyangkut hubungan seorang manusia dengan manusia lainnya inilah yang disebut dengan lingkungan sosial. Hubungan yang terjadi dapat berbentuk hubungan antara individu dengan individu, hubungan antara individu dengan kelompok, atau hubungan atntara kelompok dengan kelompok. Hubungan juga dapat berlangsung dalam berbagai situasi, seperti situasi kekeluargaan, situasi kedinasan, situasi belajar, dan sebagainya. Situasi sosial di mana individu berada tentu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Individu yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial yang diwarnai gotong royong dan kebersamaan akan memiliki karakteristik yang berbeda dari individu yang tumbuh di lingkungan yang diwarnai dengan kompetisi atau persaingan. Termasuk dalam lingkungan sosial ini adalah lingkungan keluarga yang merupakan unsur pertama dan utama serta paling berpengaruh terhadap perkembangan individu. Lingkungan keluarga ialah pertama-tama individu mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan dan latihan. Keluarga bukan hanya menjadi tempat dimana individu dilahirkan, dipelihara, dan dibesarkan, melainkan juga menjadi tempat individu hidup dan dididik untuk pertama kalinya. Apa yang diperoleh individu dalam kehidupan keluarga akan menjadi dasar bagi perkembangan individu pada kehidupan-kehidupan selanjutnya. Keluarga merupakan masyarakat kecil sebagai prototipe masyarakat luas. Semua aspek sosial kemasyarakatan ada dalam lingkungan keluarga, seperti politik, ekonomi, keamanan, kesehatan, agama, budaya, dan aspek pendidikan.
3)   Faktor Budaya
Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang berkenaan dengan segala hasil kreasi manusia, baik hasil kreasi yang konkrit maupun yang abstrak, berupa benda, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan-aturan, lembaga-lembaga, adat kebiasaan, dan lain-lain. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan membudaya. Mereka bukan saja meenerima, turut melestarikan, menikmati, dan memanfaatkan hasil-hasil kebudayaan, tetapi juga menciptakan kebudayaan. Proses berbudaya dan membudaya inilah individu berkembang dan berperilaku. Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia terlahir dengan beberapa kelebihan di antaranya adalah kemampuan berpikir, berinteraksi, berkreasi, dan bermoral. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki manusia itulah yang melatarbelakanginya untuk selalu berkembang jauh lebih tinggi melampaui makhluk-makhluk yang lain. Tingginya tingkat peradaban manusia ditandai oleh kemajuan kebudayaan yang dapat mereka capai. Perkembangan kebudayaan dapat menjadi tolok ukur dari kemajuan peradabannya. Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan, manusia yang menciptakan, melestarikan, dan membesarkan kebudayaan di manapun mereka berada. Manusia dibesarkan dalam kebudayaan sekaligus membesarkan kebudayaan di mana mereka berada. Kegiatan individu bukan saja memanifestasikan ciri-ciri dan sifat-sifat pribadi dari individu tersebut melainkan juga memanifestasikan kebudayaan lingkungannya.
4)   Faktor Politik dan keamanan
Lingkungan politik dan keamanan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan individu. Keduanya mempunyai pengaruh yang tidak kalah besarnya dibandingkan dengan lingkungan yang lain terhadap perkembangan individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jerman, anak-anak dan remaja serta yang masih dalam kandungan ketika terjadi perang dunia sebagian besar menderita stress dan kegugupan. Sebagian besar atau mungkin juga seluruh anak-anak dan pemuda Palestina memiliki rasa benci terhadap Israel. Kedua contoh tersebut menunjukkan pengaruh lngkungan keamanan maupun politik terhadap perkembangan dan pribadi individu (Sukmadinata, 2009:51).
5)   Faktor Agama
Bagi orang-orang yang taat beragama, lingkungan keagamaan memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Hal demikian karena kepatuhan terhadap ketentuan agama bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan, penyamaan diri, rasa senang, dan rasa bangga sebagaimana yang terjadi pada lingkungan sosial maupun budaya, melainkan karena adanya keharusan dan rasa tanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban agama. Oleh karena itu pemahaman terhadap perilaku dan perkembangan individu perlu dilengkapi dengan pemahaman terhadap kehidupan dan lingkungan keagamaan dari individu yang bersangkutan. Cara-cara beribadat dengan berbagai macam ritual keagamaan serta berbagai bentuk manifestasi keyakinan dan kepercayaan akan memberi warna terhadap kepribadian dan perilaku individu penganutnya.
Faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu tentu sangat luas sekali. Apa yang telah digambarkan sebagaimana tersebut di atas tentu belumlah mencakup kesemuanya. Sekalipun demikian, hal tersebut cukuplah untuk memberi gambaran bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu selain dipengaruhi oleh faktor-faktor internal juga sangat ditentukan oleh faktor-faktor eksternal (lingkungan). Keduanya, baik faktor internal (hereditas) maupun faktor eksternal (lingkungan) sama-sama memiliki peran dan pengaruh dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangan individu.

4.    Pengertian Keluarga
Berikut ini adalah pengertian keluarga menurut para ahli :
a.    Menurut Duvall dan Logan (1986) yang dikutip oleh Herawati (2000:2)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. 
b.    Menurut Bailon dan Maglaya (1978) yang dikutip oleh Herawati (2000:2)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. 
c.    Menurut Marilynn M. Friedman (1998)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Kesimpulannya keluarga adalah dua orang atau lebih yang mempunyai sebuah ikatan-ikatan seperti ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluarga.
5.    Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a.    Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
b.    Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
c.    Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
1)   Kebutuhan makan dan minum
2)   Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3)   Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d.   Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.    Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a.     Pembentukan kepribadian;
b.    Sebagai alat reproduksi;
c.     Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d.    Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
e.     Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
6.    Pengertian Masyarakat
Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
a.    Menurut PETER L. BERGER
Masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
b.    Menurut MARX
Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya.
c.    Menurut GILLIN & GILLIN
Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
d.   Menurut HAROLD J. LASKI
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.
e.    Menurut ROBERT MACIVER
Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system of ordered relations).
f.     Menurut SELO SOEMARDJAN 
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
g.    Menurut HORTON & HUNT
Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan.
h.    Menurut MANSUR FAKIH
Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan  (equilibrium) dan harmoni.
7.    Dua Golongan Masyarakat
Berikut ini adalah dua golongan dalam masyarakat :
a.    Masyarakat non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
1)   Kelompok Primer
Kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.


2)   Kelompok sekunder
anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
b.    Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
8.    Perbedaan Kelompok Masyarakat Industri Dan Non Industri
Perbedaan antara masyarakat industry dan masyarakat non industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta tempat dimana mereka berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur atas dasar pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder kurang memiliki sifat kekeluargaan yang bagus.
9.    Makna Individu, Makna Keluarga, Makna Masyarakat
a.    Makna Individu
Individu adalah sebutan yang menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas, bukan berarti manusia tidak terbagi melaikan suatu kesatuan yang terbatas menjadi seorang manusia.
Individu merupakan tiap manusia memiliki kesatuan serta keterbatasan yang berbeda satu dengan yang lainnya, batasan inilah yang membedakan setiap individu.
Manusia juga mempunyai kepribadian serta pola dan tingkah laku spesifik dari dalam diriya, ada 3 kemungkinan menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualis atau takluk terhadap kolektif. Kepribdian manusia adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psyco-physik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Untuk menjadi individu yang ”mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama 
b.    Makna keluarga
Keluarga adalah kelompok primer yang sangat penting  dalam masyarakat.keluarga adalah sebuah grup yang terbentuk dari laki laki dan wanita. Jadi keluarga bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial ini mempunyai sifat sifat social yang sama.
c.    Makna masyarakat
Makna masyarakat seperti halnyadengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat singkat untuk membatasi batasan batasanmengenai persoalan atau pengertian ditinjau dari analisa.
10.     Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Allah S.W.T di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. 
Individu dengan keluarga, hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir dari keluarga, tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu ini akan membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini mencangkup kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama). 
Individu dengan masyarakat, hubungan ini adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang telah mempelajari cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam hal ini, individu memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat individu yang berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat itu bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
11.     Pengertian Urbanisasi
Berikut ini adalah pengertian urbanisasi menurut para ahli :
1.    Menurut J.H. De Goede
Urbanisasi diartikan sebagai proses pertambahan penduduk pada suatu wilayahperkotaan (urban) ataupun proses transformasi suatuwilayah berkarakter perdesaan (rural) menjadi urban.
2.    Menurut Kantsebovskaya (1976)
Urbanisasi merupakan gejala, atau proses yang sifatnya multi-sektoral, baikditinjau dari sebab maupun akibat yang ditimbulkan.
3.    Menurut Shryyock dan Siegel (1976)
Urbanisasi dapat diartikan sebagai pertambahanpenduduk perkotaan.
12.     Proses Urbanisasi
Ada 2 proses terjadinya urbanisasi, yaitu :
“Proses Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi”
 Negara Sedang Berkembang- urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk kota meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City” 
“Proses Urbanisasi Bersifat Demografi”
Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak PD II, proses urbanisasi di negara berkembang terjaditerlebih dulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya,saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnyadaerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industrimenjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu kelahiran- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi (rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikanlapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa ataudaerah mereka untuk pindah ke kota.